Books and Movies

Ternyata Sikap Bodo Amat itu Punya Seni!

Rahma Safira – Siapa sangka sikap bodo amat itu ternyata dalem banget loh. Dia itu filosofis, juga punya seni dibalik sisi cueknya itu. Nah, coba dari tulisan ini kira-kira kamu setuju gak nih sama nilai-nilai dibalik sikap bodo amat menurut Abang Mark.

Judul : SEBUAH SENI UNTUK BERSIKAP BODO AMAT
Judul Asli : The Subtle Art of Not Giving a Fuck
Penulis : Mark Manson
Penerbit : Grasindo
Cetakan : Kedelapan, Agustus 2018

Mark Manson dalam debut pertamanya penulisan buku, mengajak para pembaca agar bisa lebih menguasai seni membuat hidup lebih bahagia dan waras, yaitu dengan bersikap bodo amat. Sebenarnya buku Mark Manson ini bisa dibilang penuh nilai religius. Karena inti dari buku ini adalah bagaimana kita bisa selalu bersikap baik dalam hidup kita dan tetap positif. Sehingga kemudian kita dapat selalu bersyukur dan menjadi pribadi yang bahagia. Kebahagiaan akan membangkitkan aura positif dan itu baik untuk lingkungan sekitar kita, khususnya diri kita sendiri.
Di akhir Mark Manson juga berkisah tentang pentingnya kematian. Menyadarkan para pembaca bahwa sesungguhnya di akhir setiap orang akan mati dan itu tak bisa dihindari. Seharusnya itu menjadi pengingat bagi setiap orang untuk melakukan yang terbaik dalam hidupnya.

Memilih Hal Untuk Dipedulikan

Mungkin beberapa dari kalian ada yang melihat buku ini sebagai sesuatu yang What! Bodo amat?! Terdengar seperti sesuatu yang egois, penuh ketidakpedulian dengan apapun. Didukung dengan desain buku yang berwarna orens terang dan tulisan kapital dengan font warna hitam. Perpaduan yang menggambarkan sikap bodo amat.
Inti dari buku ini adalah mengajak semua orang pembaca agar bisa menjadi bahagai dengan hidup yang memang penuh ujian. Jika melihat ke banyak orang di dunia apakah mereka bahagia atau tidak, pasti banyak orang yang secara materi mungkin terlihat menderita karena tidak punya banyak harta atau fasilitas yang menjadi simbol kenyamanan hidup. Tapi sungguh kebahagiaan bukan diukur dari banyaknya materi ataupun tercapainya cita-cita materialistis yang kita pasang sendiri.
Mark ingin menyadarkan bahwa sesungguhnya hidup ini memang susah, penuh masalah, dan keberadaan masalah serta semua kepedihan itu tidak bisa dihindari. Seharusnya kita yang memiliki kontrol terhadap diri kita sendiri, jangan membuat hidup ini semakin susah dengan standar-standar yang sebenarnya bisa kita atur agar hidup lebih baik.
Sadar atau tidak setiap orang pasti memilih untuk peduli pada sesuatu hal. Telalu banyak hal yang dipedulikan seringkali mendatangkan kegelisahan sendiri pada orang itu. Sebenarnya kita bisa memilih untuk lebih peduli pada apa yang lebih penting untuk dipedulikan dan membuat diri kita tidak terlalu menderita akibat terlalu banyak yang kita pedulikan. Tapi kita seringkali terbawa arus dan mengikuti tren, melupakan apa yang sebenarnya diperlukan oleh diri kita.
Oleh karena itu pentingnya kita bersikap masa bodoh pada suatu hal, dan menentukan pilihan kepedulian kita pada hal yang lebih penting. Bagaimana caranya? Disinilah Mark menguraikan cara cara itu.
Jadi inti buku ini adalah, mengajarkan agar Anda bisa lebih waras menjalani kehidupan yang penuh ujian dan kebanyakan pahit ini, agar Anda bisa lebih bahagia, damai dan bisa pergi dengan tenang nantinya. Karena setiap orang pasti akan mati bukan?

Penjara Nilai-Nilai dari Pikiran Sendiri yang Belum Tentu Benar

Seringkali kita terkungkung dengan nilai-nilai yang kita buat sendiri. Darimana sebenarnya nilai itu kita buat? Dari orang lain? Apa iya kita mengambil acuan dari orang lain sementara apa yang kita miliki dan lalui itu berbeda? Seringkali kita mengambil acuan yang salah dan itulah yang menyulitkan diri kita sendiri.
Mark mengajarkan kita agar lebih sering berintrospeksi dan tidak terlalu merasa diri ini istimewa. Karena perasaan istimewa itu yang akan membuat Anda menderita karena sadar atau tidak, Anda telah menuntut untuk diistimewakan.
Selain mengajarkan agar bisa lebih peduli pada suatu hal dan masa bodo pada hal lainnya, Mark juga mengajarkan agar kita bisa menerima perbedaan yang ada pada diri sendiri, karena itu tidak bisa dielakkan. Setiap manusia yang hidup pasti berbeda. Beda apa yang pernah mereka lalui, beda mereka lahir di mana dan bagaimana, beda kepentingan, beda kebutuhan, beda tujuan. Semua hal itu adalah hal yang wajar dan tidak perlu disama-samakan.

Memilih Medan Juangmu Sendiri

Hidup ini adalah perjuangan, dan Anda lebih baik memilih sendiri medan juang anda. Memilih masalah Anda. Seperti sudah disampaikan di awal tadi bahwa hidup ini adalah kumpulan masalah tiada akhir. Maka tidak mungkin anda menghindar dan lepas dari masalah. Yang lebih rasional adalah dengan menentukan masalah mana yang anda pilih untuk anda bisa bertahan bersamanya. Jika anda sendiri yang memilih tentu akan lebih baik bagi anda saat menjalani proses menyelesaikan masalah itu.
Sesungguhnya hidup ini terus berjalan karena ada masalah. Maka jika Anda ingin masalah ini selesai, selesailah hidup. Apa Anda ingin hidup Anda segera berakhir? Itu adalah sebuah sikap putus asa yang harus kita jauhi.
Bukankah manusia tidak ada yang sempurna? Menerima hal yang negatif adalah sikap bijak bagi kita yang sudah jelas tidak sempurna. Jangan meyangkalnya. Manusia memang tidak sempurna bukan. Lalu mengapa Anda selalu mengukur dengan ukuran – ukuran keistimewaan? Itu hanya akan membuat Anda menderita.
Sudah jelas kita tidak bisa mengendalikan banyak faktor yang ada di luar kita. Satu-satunya yang pasti bisa kita kendalikan adalah faktor dari dalam diri kita. Oleh karena itu maksimalkan potensi kita untuk mengatur diri sendiri. Mengatur memilih mana yang kita pilih untuk fokus.

Jangan Takut Salah

Tidak usah takut keliru. Bukankah peluang Anda keliru pada semua hal adalah hal yang mungkin? Lagipula manusia sewajarnya bisa salah. Maka jangan takut mencoba dan Anda akan tersiksa karena perasaan takut itu sendiri. Perasaan itu akan semakin buruk karena Anda sendiri tahu bahwa Anda belum mencobanya. Maka jika Anda yakin dengan nilai-nilai yang Anda pegang maka lakukan saja.
Ketidakpastian dalam hidup adalah suatu hal yang pasti. Sekali lagi faktor yang tidak bisa anda kendalikan ada di luar diri anda. Dan itu adalah suatu ketidakpastian. Jangan gantungkan dan hentikan perhatian anda pada ketidakpastian itu. Beralihlah pada hal yang pasti yaitu diri anda.
Nilai-nilai dalam kehidupan ini, sistem yang ada di dalamnya banyak mengarahkan kita untuk mencintai kesuksesan tapi tidak dengan prosesnya. Karena itu pula banyak orang berandai-andai yang tidak pasti.
Kita melihat orang lain sukses. Tapi kita tidak tahu seberapa kali dia gagal sebelum akhirnya dia menjadi pengusaha sukses. Kemudian tiba-tiba saja kita nyinyir dan menginginkan kesuksesan itu tanpa perjuangan yang sama seperti yang telah dia lakukan? Hey!

Besarnya Sukses Berkorelasi dengan Besarnya Kegagalan yang Dialami.

Seringkali kita dipenuhi perencanaan dan pertimbangan hingga akhirnya apa yang kita lakukan hanya sedikit. Atau tidak kita lakukan sama sekali. Maka disini pentingnya prinsip lakukan! Jangan diam. Jika Anda ingin sesuatu maka mulailah ambil langkah untuk mencapai itu. Jika Anda bingung apa yang akan Anda lakukan, Anda akan tetap bingung juga dengan tidak melakukan apapun. Jadi ya lakukan saja. Apapun itu. Sehingga lama-lama Anda akan temukan jawaban sendiri. Jika kita belum melakukan apa-apa kemudian kita bingung. Maka ya kita harus lakukan sesuatu agar kebingungan kita berkurang. Do it. Jangan diam. Trial error. Satu-satunya cara agar Anda tetap bergerak dan menghasilkan adalah lakukan! Apapun itu. Jangan takut salah. Jika setelah anda mulai Anda tahu itu kurang tepat, maka bukankah Anda jadi tahu apa sebenarnya yang tidak tepat? Sehingga kemudian Anda akan menghindari hal itu dan mencari yang lain yang mungkin tepat. Dibandingkan jika Anda diam lama berpikir mana yang lebih tepat yang saya lakukan lebih baik Anda lakukan saja, sambil lakukan hingga akan muncul jawaban karena sambil melakukan kita juga melakukan aktifitas berpikir. Begitu kan?

Warisan sebelum Mati

Buku ini juga ternyata sangat religius dari segi apapun. Inti dari buku ini adalah mengajarkan kita untuk bersyukur dan kemudian mengingatkan bahwa sesungguhnya kebahagiaan itu datang dari niat dan usaha kita untuk menyelesaikan masalah, utamanya menyelesaikan masalah orang lain.
Dengan begitu kita akan membuat hidup kita lebih berarti. Kita diingatkan bahwa kita akan mati nantinya, sehingga hal yang paling penting untuk kita pikirkan sebelum mati adalah apa yang akan kita wariskan?
Setiap manusia yang hidup akan berusaha untuk menghasilkan warisan itu sebelum dia mati. Maka kemudian setiap orang berlomba-lomba untuk menjadi lebih bermanfaat dan memiliki karya. Sehingga saat raganya mati, jasanya tetap hidup. Itulah sebenarnya.
Dan seharusnya kematian menjadi motivasi terbesar bagi setiap orang untuk menjadi lebih membuat hidup ini bermakna. Oleh sebab itu harus senantiasa diingat. Dengan alasan bahwa pada akhirnya semua orang akan mati, maka seharusnya di dunia mereka bisa saling mencintai dan menebar kasih sayang. Sehingga hidup ini bisa lebih indah. Begitulah Mark mengajak kita untuk hidup lebih waras.

Author

rahmasaf@rahmasafira.com
Hidup adalah anugerah. Kita hanya perlu terus berusaha, berproses dan yakin. Hasil sudah ranahnya Yang Maha Kuasa. Tapi kita sangat boleh berdoa. Jangan lupa kawal doa-doa itu dengan sholawat.

Comments

December 27, 2019 at 8:21 AM

Ternyata buku ini penuh dg renungan inspiratif ya. Terutama ttg kematian itu. Rasanya semuanya menjadi tidak penting lagi ketika mengingat mati. Toh semuanya akan ditinggalkan ketika jatah usia habis.



December 27, 2019 at 8:39 AM

Jarang ya ada buku motivaso barat yang menganjurkan untuk mengingat kematian..buku ini istimewa pisan..



December 28, 2019 at 7:39 AM

barangkali aku akan lebih sakti kalau sudah baca buku itu ya. soale kalimat “bodo amat” sudah nempel di gen-ku sejak lahir



Fadli Hafizulhaq
December 30, 2019 at 10:06 AM

Ini kan buku yang best seller internasional itu ya? Saya setuju dengan apa yang disampaikan oleh penulis (meski baru baca ulasannya di blog ini), tidak semua hal harus kita pikirkan dengan serius ataupun ditanggapi serius. Tergantung prioritasnya. Kalau gak terlalu berpengaruh, mungkin kita bisa bersikap bodoh amat



Bagaimana komentarmu? :)

%d bloggers like this: