apakah kita layak berdoa?
Thoughts

Antara Malu dan Sebutan Layak untuk Berdoa

Rahma Safira – Aku termenung di jendela kamar. Peristiwa siang tadi masih terbayang-bayang. Vera tiba-tiba menarik aku ke sudut bangku taman di depan perpustakaan. Dia langsung menangis tertahan. Sambil mengelap air mata yang terlanjur menetes, dia bertanya padaku,

“Ma, aku pantes gak sih buat berdoa, Ma? Aku masih bisa minta gak ya ke Allah? Aku udah banyak banget ninggalin yang wajib. Aku udah sering banget lalai. Dan sekarang aku ngerasa gak layak banget buat minta, Ma.”
Dia mencoba menarik napas dan menahan air mata yang rasanya ingin keluar lebih deras. Aku mencoba menegarkan dengan menepuk-nepuk bahunya sambil terus mendengarkan. Ia terlihat masih ingin bicara lebih banyak.

“Aku… Aku gak tau lagi harus ngapain, Ma. Kamu tau sendiri sekarang kondisiku gimana. Dari berita yang nyebar, kamu pasti taunya aku habis kehilangan Papaku karena kecelakaan bulan lalu. Terus aku malah lari dari itu semua dan aku ninggalin tesisku yang sialnya karena aku tinggalin, aku harus ulang lagi dari awal. Tapi sebenernya gak cuma itu, Ma. Masalahnya keluargaku emang udah broken dari lama. Mungkin kamu gak ngerti apa yang aku hadapin sekarang. Aku akan cerita lebih jelas lagi nanti.”

“Yang jelas, Ma. Aku gak mau berakhir kayak orang-orang yang larinya malah ke hal yang makin gak bener. Bahkan ada yang putus asa sampai mau udahan aja hidupnya. Aku gak mau kayak gitu, Ma. Aku ngerasa aku perlu lebih dekat lagi sama Allah. Tapi sumpah Ma, aku bener-bener ngerasa gak layak banget!” Air matanya tumpah disitu.

***

Aku jadi kepikiran, pasti banyak orang di luar sana yang merasa begini. Merasa gak layak buat kembali. Tapi nggak harus gitu sebetulnya.

Malu dan Harap Seorang Hamba, Apa benar itu hanya Malu?

Apa kamu pernah merasa begitu? Rasanya ingin kembali, ingin meminta, tapi bener-bener merasa gak layak. Malu. Tapi kata hati bener-bener ingin menghadap lagi. Bersujud, menumpah segala keluh kesah. Dalam hati merasa yakin gak ada jalan lain kecuali kembali lagi ke Allah. Tapi bener-bener buat menggerakkan badan itu susah banget. Entah itu benar malu atau hal lain? Bisa kita sebut ia gengsi?

Allah itu Maha Pengampun, Maha Penerima Taubat, Maha Halus, Maha Mengetahui apa-apa yang ada di hati hambaNya. Seharusnya itu cukup untuk menjadikan diri kita yakin bahwa Allah masih terbuka untuk kita. Tanpa perlu aku uraikan ayat Al-Qur’an ataupun Haditsnya di sini (tapi kalau mau baca, bisa lihat di postingan sebelum ini). Siapapun itu, sebanyak apapun dosanya. Tapi beda lagi ceritanya kalau kita ternyata sebenarnya gengsi. Karena tak kuasa menyebutnya, maka kemudian kita sebut saja itu sebagai malu.

Padahal sebenarnya kita gengsi buat minta ke Allah. Karena merasa selama ini kita mampu kok melakukan apa-apa sendiri. Aku juga masih sehat. Aku bisa ke mana-mana. Terus tiba-tiba kita sekarang berada di titik ingin kembali. Tapi kok rasanya berat banget ya. Beratnya ternyata karena gak ikhlas. Gak ikhlas ngelihat diri sendiri memohon-mohon, mengadahkan tangan, juga sujud. Terlihat lemah. Maka kita jadi enggan untuk kembali.

Kalau sudah seperti itu sebaiknya perlu diingat-ingat lagi. Kamu asalnya dari mana sih? Apa kamu sejak awal mula lahir ke dunia itu selalu kuat, mandiri dan gak butuh bantuan dari yang lain? Apa kamu tiba-tiba jadi seperti wujud sekarang yang serba mampu sendiri. Apa kamu yakin segala kemampuan dan kelebihanmu itu akan terus sama kamu? Bukankah sangat mungkin jika Allah mengambil semua itu seketika sekarang juga? Apakah lupa kalau nantinya kita akan bertambah usia dan itu artinya bertambah lemah kita.

Jangan Pernah Merasa Doa Tidak Didengar atau Tidak Pantas Meminta.

Memang kita punya apa sih sampe gak boleh minta ke Allah? Atau apa kita ragu Allah mampu wujudkan apa-apa yang kita minta? Gak perlu ragu juga kalau doa kita nggak didengar. Allah itu Maha Mendengar. Allah juga suka jika kita meminta, berdoa kepadanya.

Berdoa adalah sebuah keinsafan bahwa diri hanyalah manusia yang serba terbatas. Tidak mampu melakukannya sendiri. Berdoa adalah meyakini bahwa yang dituju dalam doa adalah satu-satunya tempat bergantung yang dapat dipercaya. Tidak ada yang lain.

Didengar atau gak sih doa aku? Kok gak ada perubahan? Kalau ditanya dengar atau nggak, nggak mungkin Allah nggak mendengar. Tapi kalau diri menginginkan perubahan, itu kan menurut kamu sendiri. Kamu kira kamu butuh perubahan. Padahal mungkin menurut Allah untuk wujudkan doamu itu caranya gak gitu. Sayangnya otakmu gak nyampe terus jadinya mengira Allah gak mendengar doa kita. Pas udah kerasa dampaknya baru deh kita sadari. Oh, iya ya. Mungkin Allah buat jadi begini agar aku jadi seperti ini sekarang. Allah itu Maha Tahu yang terbaik buat hambaNya. Kewajiban kita hanyalah ikhtiar, berdoa dan husnuzhon sama Allah, yakin dan tawakkal ke Allah.

Lagipula doa itu gak ada ruginya kok, cyin. Dengan berdoa selain kamu membuat Allah bahagia, kamu juga jadi dapat pahala. Doa itu berpahala loh. Terlepas dikabulkan nya doa mu atau nggak. Allah bahagia karena akhirnya kamu ingat kepadaNya dan kembali meminta pertolonganNya.

Selamat memperbanyak doa di Ramadhan ini. Yakinlah dengan doamu.

#inspirasiramadan #dirumahaja #flpsurabaya #BERSEMADI_HARIKE-4

Author

rahmasaf@rahmasafira.com
Hidup adalah anugerah. Kita hanya perlu terus berusaha, berproses dan yakin. Hasil sudah ranahnya Yang Maha Kuasa. Tapi kita sangat boleh berdoa. Jangan lupa kawal doa-doa itu dengan sholawat.

Comments

May 7, 2020 at 11:52 PM

Sepakat banget jangan pernah merasa doa tidak didengar atau tidak pantas meminta..
Karena Allah sesuai prasangka hamba-Nya. Dan Allah pasti mengabulkan doa kita



May 8, 2020 at 11:54 AM

Sebagai seorang hamba, harap dan takut saat berdoa itu memang ada. Malu juga karena selama ini sdh banyak melakukan hal bodoh. Tapi benar, Allah maha penyayang, dia tidak akan menolak doa manusia yg bersunggguh2.



May 9, 2020 at 7:15 AM

Kata Ustadz doa pasti akan dibalas, kalau tidak dunia, nanti insyaa Allah di akhirat, dan balasan doa di akhirat itu jauh lebih besar daripada di dunia. Dan lagi, seringkali doa kita di dunia belum dikabulkan oleh Allah karena ada penghalang, penghalangnya adalah maksiat atau dosa yang masih kita lakukan. Semoga kita semua tak pernah lelah untuk berdoa ya Mbak



May 9, 2020 at 8:55 AM

Iyaaa kadang malu meminta macam-macam sama Allah kayak merasa kok terlalu banyak maunya, padahal Allah itu maha kaya yaa…minta saja semuanya, Dia maha penyayang tahu yang kita butuhkan…



tari
May 9, 2020 at 2:05 PM

khauf dan raja’, takut gak dikabulkan tapi berharap makbul. memang kita diajarkan berada pada dua posisi itu. biar legowo dg apa pun keputusan Allah



May 10, 2020 at 11:35 PM

Satu sikap positif yang baiknya kita kembangkan adalah huznuuzon, berbaik sangka kepada Allah. Sikap berbaik sangka ini akan menjadi jalan terkabulnya doa. Apabila kita tidak berprasangka baik kepada Allah, doa kita sulit menembus langit.



Bagaimana komentarmu? :)

%d bloggers like this: