
APA YANG ADA DI ANTARA BAIK DAN BURUK?
Rahma Safira – Pernah terpikirkan? Apa coba? Jawabannya gak ada. Apa? Mau jawab setengah baik? Atau setengah buruk? Gak gituuuuuu.
Oke. Mari ambil sebuah kesepakatan bahwa memang tidak ada hal di antara baik dan buruk. Yang ada adalah dan hanya keduanya. Kalau tidak baik, berarti itu buruk. Kalau itu buruk berarti tidak baik. Hanya mungkin perbedaan di kadarnya.
Bisa jadi kita bilang itu buruk. Tapi tidak terlalu buruk. Tapi hakikatnya dia tetap buruk. Iya sedikit atau banyak yang buruk tetap aja namanya buruk kan? Contoh. Misal ada orang namanya sebut saja si X. Si X ini terbiasa untuk bermain game semalaman. Kemudian siangnya banyak tidur. Pas bangun siang-siang yang dia inget game lagi. Main lagi. Lapar. Tetep main. Lapar banget. Akhirnya makan juga. Makannya buru-buru udah gitu main game lagi. Jadi yang diinget itu game terus. Tentunya itu gak baik dong kalau nge-game seharian terus begitu.
Nah, kalau terus dia mau taubat dari nge-game nya dia yang berlebihan. Dia udah bertekad tuh gak akan nge-game sampe segitunya lagi. Atau mungkin gak usah nge-game sama sekali. Nah tentunya untuk menuju itu semua perlu proses. Akhirnya yang biasanya dia seharian nge-game terus. Dikurangin jadi nge-game-nya malem doang habis sholat isya misal. Seminggu kemudian dia jadi bisa nge-game Cuma 3 jam. Seminggu kemudian dia nge-game sehari sejam doang udah cukup. Sampe minggu depan, dia bisa nge-game cuma seminggu sekali.
Nah dalam hal ini bisa jadi, yang namanya dia nge-game 3 jam itu udah baik. Karena dia udah ngurangin kadar nge-game-nya dia. Okelah. Dia baik karena udah menggunakan waktu yang sebelumnya dia pakai untuk nge-game jadi dia kurangin. Tapi nge-game-nya itu sendiri dikatakan tetap hal yang buruk. Kita bisa sebut si X ini sudah lebih baik dengan mengurangi kadar main game dia jadi 3 jam sehari. Tapi main game nya itu sendiri tetap hal yang gak baik atau buruk.
Tentang Waktu dan Aktifitas di Waktu Itu
Bicara baik dan buruk itu adalah sebenarnya berbicara tentang untuk apa sih waktu kita dihabiskan. Karena ini bicara tentang rezeki yang udah Allah berikan ke kita berupa waktu untuk hidup, untuk bisa menghirup nafas. Hufh… waktu itu rezeki ya. Karena dengan waktu kita masih bisa melakukan hal-hal kebaikan. Karena kalau kita udah gak dikasih waktu itu berarti berakhir juga sejarah kita di dunia ini. Mending kalau emang punya sejarah kan. Nah kalau ga ada? Ya makanya bikin lah :D.
Waktu juga akan dihisab. Dan waktumu untuk apa kau habiskan?
“Dua nikmat yang banyak manusia tertipu di dalam keduanya, yaitu nikmat sehat dan waktu luang.” (HR. Bukhari, Tirmidzi dan Ibnu Majah). Bener gak nih? Coba tanya hatimu yang terdalam #eeaaaa pernah gak kamu punya waktu luang yang akhirnya kamu bisa santuy dan bisa rebahan yang biasanya kamu tuh gak bisa buat begitu-begitu. Tapi pas udahan dan kamu harus melakukan lagi aktifitas rutinitas yang lain kamu jadi ngerasa menyesal. Duh, kenapa tadi gue malah rebahan doang ya. Harusnya kan gue bisa ngelakuin apa kek, gitu. Atau saat kita sakit, sering nggak sih ngerasa menyesal saat lagi sakit. Pas sakit tuh jadi sadar gitu, oh iya ya coba kemarin gue udah ngelakuin ini pas lagi sehat. Sekarang sakit jadi susah mau ngapa-ngapain. Jadi kehambat.
“Jika engkau memasuki waktu sore, maka jangan menunggu waktu pagi. Dan jika engkau memasuki waktu pagi, maka jangan menunggu waktu sore. Ambillah kesempatan dari masa sehatmu untuk menghadapi masa sakitmu, dan dari hidupmu untuk menghadapi kematianmu.” (HR. Bukhari) Tuh padahal udah jelas ya nasihat dan pengingatnya. Wasiat dari Rasulullah SAW tentang masa sehat dan waktu hidup. Kurang jelas apa lagi coba yah? Kayaknya kitanya aja nih yang belum jelas menentukan tujuan hidup. Jadi jalannya juga gak jelas. Ye gak?
“Jagalah lima perkara sebelum (datang) lima perkara (lainnya). Mudamu sebelum masa tuamu, sehatmu sebelum sakitmu, kayamu sebelum miskinmu, waktu luangmu sebelum sibukmu dan hidupmu sebelum matimu.” (HR. Nasai dan Baihaqi)
Rasulullah Saw bersabda:
“Tidak akan bergeser kedua kaki anak Adam di hari kiamat dari sisi Rabb-Nya, hingga dia ditanya tentang lima perkara, tentang umurnya untuk apa ia habiskan, tentang masa mudanya untuk apa ia gunakan, tentang hartanya dari mana ia dapatkan dan untuk apa ia belanjakan, serta apa saja yang telah ia amalkan dari ilmu yang dimilikinya.” (HR Tirmidzi). Masih inget dengan lagunya Raihan Demi Masa? Di lagu tersebut berisi tentang surat Al-Ashr dan hadits tentang 5 perkara di atas. Kalau gak inget coba sambil di dengerin lagi di sini.
Al ‘Ashr – Demi Masa
Waktu itu penting bangeeeeeet. Hingga Allah bersumpah dengan waktu/ masa dalam surat Al-Ashr. ‘Ashr diterjemahkan sebagai masa. Pendapat banyak berkata maksud ‘Ashr di sini, Allah bersumpah dengan waktu yang umum. Tetapi ada juga yang berpendapat bahwa ‘Ashr di sini maksudnya adalah waktu ashar. Karena waktu ashar jika ibaratkan dalam siklus hidup manusia adalah waktu menjelang tutup usia. Di waktu ‘ashr itu lah banyak penyesalan-penyesalan yang menghampiri manusia itu. Menyesal mengapa tidak banyak hal baik yang mereka lakukan selama masa hidup kemarin. Menyesal mengapa lebih banyak hal buruk. Ah, jangankan orang yang masih hidup di waktu ‘Ashr, bahkan penghuni syurga pun sering membicarakan tentang penyesalan, padahal mereka sudah di syurga loh. Ah, ini si next tulisan aja ya.
Berikut ini terjemah dari surat Al ‘Ashr,
- Demi masa.
- Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian
- kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.
Kata Profesor Quraish Shihab, modal manusia yang paling berharga adalah waktu. Bersamaan dengan matahari terbit ada waktu baru yang datang, yang akan pergi saat matahari terbenam. Jadi bersama terbitnya matahari bisa dibilang terbit pula harapan baru kita. Selama kita masih punya waktu, itu adalah sebagai modal kita untuk memulai kembali apa-apa yang sebelumnya kita gagal melakukannya.
Kamu Pilih Mana? Baik atau Buruk?
Tadi udah kita baca sama-sama kan ya terjemah surat Al ‘Ashr. Kita itu berada dalam kerugian.
“Berada dalam”! Itu seperti kita berada di dalam gua. Artinya apa? Kita diliputi apa-apa yang ada di dalam gua. Di depan, belakang, atas, bawah itu dinding gua atau lorong dari gua itu. Jika kita dikatakan berada dalam kerugian artinya kita dikelilingi kerugian baik atas, bawah, depan, belakang, bahkan bisa jadi saking dikelilinginnya kita, itu kerugian bisa meresap masuk ke dalam diri kita kali ya. Jangan sampe ya Allah. Tapi gak otomatis gitu kok, masih ada kemungkinan kita selamat dari kerugian itu. Yaitu dengan saling menasehati dalam kebenaran dan ketaatan juga kesabaran. Taat dan sabar itu kebaikan, berarti kita harus saling mengingatkan dalam kebaikan dan selalu berada dalam kebaikan.
Jika kita tidak sedang berada dalam kebaikan, pilihan lainnya hanya satu, berarti kita sedang dalam keburukan. Sudah itu.
Kenapa nasihatnya dalam taat dan dalam sabar? Karena sungguh dunia ini adalah tempat di mana kita diberikan amanat oleh Allah jadi khalifah di muka bumi dan itu berat, kawan. Gunung aja sampe gak mau terima amanat itu tapi kita manusia jadi yang nerima. Masyaallah banget kan. Manusia juga gak lepas dari salah. Maka dari itu ya kita saling mengingatkan begitu.
Jadi ya mohon maaf ya kalau isinya tulisan ini tuh aku kayak bawelin kamu gitu. Kayak lagi ceramahin. Padahal gak gitu maksudnya. Tulisan-tulian ini juga sebagai nasihat untuk diri aku sendiri utamanya. Ini aku sambil nulis sambil mikir dan sambil ngaca sih. Ya Allah… ini kalau dosa-dosa aku diliatin aib aku diliatin mungkin gak ada yang mau temenan ama aku hiks. Tapi alhamdulillah Allah masih melindungi mengampuni dan menyembunyikan aib dan keburukan kita.
So, yuk kita saling menasihati untuk tetap dalam kebaikan dan menjauh dari keburukan 🙂 aku tunggu nasihatmu di kolom komentar di bawah ya 🙂
#inspirasiramadan #dirumahaja #flpsurabaya #BERSEMADI_HARIKE-7
Comments
Keburukan ada agar kebaikan bisa ada. JIka semua baik, apakah akan ada buruk? Tentu mesti harus ada. Yang “baik” dari yang “baik” adalah buruk. Eksistensi “kanan” karena ada “kiri”. Begitu juga baik dan buruk.
Terus saja bikin kebaikan, kalau ada buruk2nya, itu berarti biar kita tahu ternyata ini toh rasanya bikin kebaikan.
Tapi sebaiknya bacotan saya ini tidak usah didengarkan, hahaha.
#pembacasetia
hahah kumaha eta kalimat terakhir.
udah kecenderungan manusia melakukan salah atau hal buruk. Tidak perlu dikasih tau hal buruk, dia pasti bisa saja temui jalan untuk dapatkan hal buruk. Karena ada syetan yang terus menerus menggoda manusia.