
Cinta Alasan Semua Bermula
Rahma Safira – Sabtu pagi di ruang TV sebuah rumah.
“Rin, kamu lagi ngapain sih?” dari tadi si Rina itu liatin laptop sambil senyum-senyum sendiri.
“Eh, kamu, Ma. Aku lagi dengerin kajian tentang dia nih, Ma. Eh, tentang cinta maksudnya. Haha,”
“Hmmmm pantesaaan. Awas baper luuu,” ujar Rahma sambil berlalu ke ruang tengah.
“Eh, Eh. Bukan gituuu. Ini kajian nya cerita tentang Layla dan Majnun. Makanya aku senyum-senyum sendiri. Kok ada yang sampai segitunya ya,”
“Iya Layla Majnun itu diumpamakan cintanya para sufi. Seseorang yang jatuh cinta sampai gak ingat apa-apa lagi selain cintanya sama Allah,”
“Kamu percaya cinta, Ma?” tanya Rina. Sambil mengekor Rahma yang baru mau buka laptop.
“Iya percaya lah. Kalau bukan karena cinta, gak akan ada kita, Rin,”
“Hehe iya juga ya. Tapi sebenarnya lebih dari itu kan, Ma,”
“Iya lebih dari itu. Cinta yang dimaksud bukan hanya cinta dari ayah ibu kita aja. Tapi juga cinta Allah pada Rasulullah SAW,” jawab Rahma.
“Eh, bukannya cinta Allah sama Nabi Adam AS ya, Ma?” tanya Rina sambil mengingat-ingat.
“Bukan, Rin. Lebih jauh lagi alasannya karena Rasulullah SAW. Makanya kenapa kita harus memperbanyak sholawat. Bahkan Allah juga memerintahkan dengan jelas di Al-Qur’an kalau Malaikat bahkan juga Allah bersholawat kepada Rasululah SAW,” jelas Rahma.
“Hoooooo iya, iya, udah inget aku. Dan jadi inget juga nih aku belum sholawat tambahan, Ma. Udah ah aku lanjutin dulu, yaaaa,” kata Rina sambil balik kanan, ke kamar.
Kenapa Cinta Begitu Indah?
Bisa jadi karena itu tadi. Alasan kita ada saja sudah karena cinta. Alasan semua ini bermula karena cinta. Maka dijadikan terasa indah jugalah cinta pada kita, sebagai makhluk ciptaan-Nya.
Sebenarnya kalau bicara cinta. Semua aspek hidup kita seharusnya diliputi cinta. Cinta itu yang akan membuat perangai seseorang menjadi indah. Sebagaimana Rasulullah SAW yang begitu nyata perasaan cintanya pada umatnya. Bahkan pada umat yang tidak menerima ajarannya. Ingat cerita Rasul saat di Thaif? Saat penduduk Thaif melempari Rasulullah SAW dengan batu hingga beliau berdarah-darah dan akhirnya bersembunyi di kebun kurma. Saat itu Malaikat menawarkan kepada Rasulullah bantuan untuk memindahkan gunung yang ada di dekat Thaif itu agar para penduduk Thaif mendapatkan pelajaran. Tapi Rasulullah SAW dengan tenangnya malah menolak dan bahkan mendoakan kebaikan kepada penduduk Thaif.
Oleh sebab itulah, Allah begitu mencintai Rasulullah SAW. Bahkan Rasulullah SAW begitu terkenal di kalangan Nabi-Nabi sebelumnya. Nama beliau disebutkan di kitab Zabur, Taurat, dan Injil.
Nabi Adam AS juga sudah mengenal Rasulullah SAW. Beliau pernah bertawassul kepada Rasulullah SAW saat menghadapi kesulitan. Padahal jauh sekali jaraknya hingga Rasul lahir.
Allah bertanya kepada Nabi Adam AS, dari mana Nabi Adam AS tahu tentang Rasulullah SAW?
“Saat Engkau meniupkan ruh kepadaku, saat itu aku melihat kalimat Laa ilaaha illallah Muhammadurrasulullah di atas Arsy. Nama yang disejajarkan dengan namaMu pastilah seseorang yang paling Engkau cintai dan ia juga mencintaimu,” kurang lebih seperti itu jawaban Nabi Adam AS.
“Engkau benar ya, Adam,” Allah menjawab.
Jadi, sebelum semuanya bermula. Allah telah menulis nama makhluk yang dicintaiNya, bersanding dengan namaNya.
Cinta dan Kasih Sayang Dalam Kehidupan
Kalau kata Grup Syubbanul Muslimin, “Cinta itu Anugerah, pelihara serta kuasailah.” Beres baca ini langsung pada searching nih. wkwk. Intinya mengingatkan kita tentang cinta khususnya kaum muda-mudi nih. Berhubung memang grup ini isinya remaja ABG. Agar benar-benar memahami bagaimana cinta itu seharusnya diperlakukan. Kalau yang nulis masih ABG? Mohon maaf yang nulis udah agak tuir ye.
Tapi bukan mau membahas cintanya lebih dalam, itu di sesi tersendiri saja nanti. Cinta itu panjang ceritanya.
Jelasnya dalam hidup ini seharusnya banyak kita penuhi dengan cinta. Sebagaimana kita dianjurkan untuk memperbanyak sholawat. Untuk membalas cinta Rasulullah Saw kepada kita. Hadits tentang cinta dan berkasih sayang ini juga cukup banyak. Mulai dari berkasih sayang kepada pasangan, orang tua, tetangga, saudara juga makhluk hidup lainnya.
Hadits riwayat Bukhari dan Muslim, “Tidaklah beriman seseorang di antara kalian sampai dia mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri.”
Itu salah satu hadits tentang cinta. Jadi cinta kita kepada sesama saudara semuslim perlu ditanamkan dalam-dalam. Jangan sampai kita membuat syetan senang karena kita saling membenci sesama saudara sendiri.
Walaupun memang tidak semua orang perilaku dan perangainya indah, seperti yang kita harapkan. Atau yang kita nilai terhadap diri kita sendiri. Tetapi kembali lagi, teladan kita adalah Rasulullah SAW. Terbayang kan bagaimana Rasulullah SAW juga kerepotan menghadapi orang-orang munafik. Seperti musuh dalam selimut. Mau dimusuhi terang-terangan, tapi dzohirnya muslim. Mau dianggap saudara, tapi terkadang menyulitkan dan berbeda jalan dengan syariat.
Rasulullah SAW saja menghadapi orang-orang sejenis itu, apalagi di zaman kita sekarang. Memang perkara cinta ini tidak mudah. Oleh karena itu barang siapa yang hatinya dipenuhi cinta dan ghirah yang sesuai maka berbahagialah ia. Orang lain di sekitarnya pun akan bahagia di dekatnya.
#inspirasiramadan #dirumahaja #flpsurabaya #BERSEMADI_HARIKE-14