
Kenapa harus Quran dan Hadits?
Rahma Safira – Bisa jadi banyak dari kalian yang mampir di site ini bertanya-tanya. Kenapa sih aku banyaknya nulis tentang religi di sini. Apa-apa dikaitkan dengan agama lagi dan agama lagi. Kenapa ga yang based on science atau murni data aja gitu?
Kenapa harus terus menerus tentang agama? Hampir setiap postingan ada ayat al-qur’an atau hadits nya? Kan gimana yak. Menurut gue sih itu terlalu berat dan jauh.
Well, serius lo berasa jauh dan berat? Eh, bentar. Jadi begini gaes, sebelum aku balik bertanya, aku mau jelasin dulu.
Alasan kenapa aku banyak banget mengait-ngaitkan tulisanku di sini dengan agama adalah karena aku merasa ya hidup kita ini sekecil apapun nggak bisa lepas dari agama. Balik ke tujuan paling akhir sih. Sebenarnya, pada akhirnya kita mau ke mana? Itu yang jadi patokan aku. Kenapa kita harus menjalani atau berjalan di luar tujuan yang kita akan ke sana dan itu sudah pasti.
Satu-satunya kepastian di dunia ini adalah kita pasti mati. Karena kita gak ada yang abadi.
Itulah mengapa, aku tau aku bakalan mati. Kemudian setelah mati akan ada dunia yang lain yang aku harus hadapi. Di dunia itu akan dipertanyakan mengenai apa-apa yang sudah kita lakukan di dunia yang sekarang.
——————————————————————————————————————————————
Manusia adalah makhluk Allah yang paling sempurna. Dia dikaruniai nafsu dan juga akal. Yang mana dengan dua hal itu akhirnya manusia bisa mengambil dan menentukan pilihan.
Pilihan-pilihan itu apakah seiring sejalan dengan apa yang ada di kitab pedoman hidup kita yaitu, Al-Qur’an. Tentunya agar bisa sejalan, maka kita juga harus tau dan kenal dengan Al-Qur’an. Wajarlah jika kita selalu mengacu pada ayat-ayat Al-Quran yang secara gamblang maupun tersirat telah mengatur dan menuntun kita agar bisa selamat dalam hidup di dunia ini dan akhirat nanti.
Al-Qur’an merupakan firman dari Allah langsung yang memiliki tafsir sangat luas. Bahkan para penulis tafsir pun jika melakukan tafsir ulang, bisa jadi akan berbeda dengan tafsir sebelumnya. Berbeda di sini bukan berarti tidak konsisten, tetapi memang karena luasnya makna Al-Qur’an itu sendiri. Karena para pentafsir memiliki kaidah-kaidah dalam menulis tafsir, seperti tidak boleh keluar dari maqashid syari’ah (tujuan syariat), jadi walaupun tafsirnya berbeda tetapi tetap tidak akan keluar dari jalurnya.
Oleh karena luasnya Al-Qur’an, untuk lebih mendetilkan tuntunan-tuntunan dalam hidup, ada yang namanya hadits. Hadits ini merupakan ucapan maupun perbuatan Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh para sahabat. Walaupun berada jauh di zaman sebelum kita hidup, tapi tuntunan dari Al-Qur’an maupun hadits bisa melampaui zamannya.
Wajar saja bukan jika kita selalu menggunakan Al –Qur’an dan hadits sebagai acuan? Jadi, apakah kamu masih merasa berat dan merasa gak nyampe? Coba tanya hati yang terdalam. Apa benar gak nyampe, atau sebenarnya memang kamunya belum mau?
Karena ya balik lagi itu tadi, kita mau ke mana sih sebenarnya? Kalau kita sudah tahu tujuan kita mau kemana, lalu mengapa kita repot-repot menempuh jalan lain di luar tujuan kita itu?
Selain itu, mengait-ngaitkan tulisan dengan Al-Qur’an dan hadits juga sebagai pengingat untuk diriku sendiri. Seringkali saat aku merasa butuh nasihat, ya aku baca sendiri tulisan-tulisanku sebelumnya sebagai nasihat untukku.
Ini berkaitan dengan ilmu tauhid banget sih. Tauhid paling dasar, kita bisa baca Kitab Aqidatul Awwam karya Imam Ahmad bin Muhammad Ramadhan bin Manshur al Makki al Marzuki al Maliki al Husaini al Hasani. Gak usah kaget begitu denger nama kitabnya. Ini tipis kok. Biasa dibuat nazhom juga (semacam syair). Kalau kamu cari di mesin pencari bakal muncul deh banyak banget tuh. Artinya juga sederhana dan mudah dipahami. Itu untuk tauhid yang dasar. Ngaji tauhid itu benar-benar mendamaikan hati banget deh. Walaupun dalam prosesnya agak mikir berat. Wkwkwk. Karena dengan proses berpikir itulah dengan dibimbing guru, pemahamannya akan masuk ke hati kita.
Begitulah, alasanku kenapa sering banget ke Al-Qur’an lagi ataupun ke hadits lagi. Mohon maaf yaaa. Aku harap kamu gak bosen 😀 hehe
Kalau ada komentar atau ganjalan boleh sampaikan di kolom komentar di bawah ini yaa.
Salam,
Rahma Safira