Merindu Cahaya De Amstel
Books and Movies

Merindu Cahaya De Amstel: Upaya Temukan Alasan Sesungguhnya untuk Hijrah

Rahma Safira – Sudah lama aku menunggu film Merindu Cahaya De Amstel. Aku udah tau film ini tuh dari 2020 gitu, ditungguin kok ga muncul-muncul ya. Akhirnya dia baru muncul Januari 2022 ini. Eh, biar gampang kita singkat aja yah nama film nya jadi MCDA wkwk. Biar gampang gitu nyebutnya.

Jadi film MCDA ini diangkat dari sebuah buku yang berjudul sama dengan filmnya. Novel karya Arumi E ini juga tersedia di Ipusnas. Buat kamu yang penasaran sama versi bukunya boleh nih habis nonton film ini baca juga bukunya. Kalau aku sih lebih suka nonton filmnya dulu baru baca bukunya. Karena kalau di film pasti ada adaptasi yang dilakukan dan lebih seringnya kalau aku udah baca buku duluan, versi  filmnya jadi kurang terlalu memukau. Aku jadi lebih suka film versi imajinasiku sendiri yang bersumber dari bukunya haha. Aku sendiri belum baca bukunya sih, karena pas ngintip di Ipusnas 0 (nol) copy terus 😀 Okeh kembali ke filmnya…

Tentang Film Merindu Cahaya De Amstel (MCDA)

Pas liat trailer film ini aku udah tertarik bangeeet. Banyak sih yang membuat tertarik itu. Cuplikannya sendiri menunjukkan alur cerita yang menarik, lagunya Brisia Jodi yang berjudul Tabu, yang jadi soundtrack film ini juga enak didengar. Selain itu sejak awal, film islami yang mengangkat kisah kehidupan antara Indonesia dan luar negeri itu menarik. Berhubung menunggu karya Kang Abik  terlalu lama yah, jadi yasudah yang ada dulu saja. Di film ini juga ada Oki Setiana Dewi (OSD) loh. Jadi sedikit mengobati kerinduan film-film Kang Abik lah ya 😀

Film ini menceritakan tentang Khadija, seorang muslimah asli Belanda yang diceritakan menghadapi beberapa tantangan atas hijrahnya itu. Sebelumnya dia beragama Kristen, namun tidak setaat orang tuanya. Ketika berada di titik terendah hidupnya, Fatima membantu Khadija untuk menemukan kembali cahaya hidup. Nico adalah seorang jurnalis yang tidak sengaja bertemu Khadija karena pekerjaan. Nico memiliki teman kerja yang bernama Joko. Perkenalan antara Kamala dan Joko membuat Khadija dan Nico lebih sering bertemu dan saling membantu dalam banyak hal. Seiring berjalannya waktu, rasa kagum Nico pada Khadija tumbuh. Khadija juga diam-diam menaruh rasa pada Nico, tapi dia tau itu semua tidak mungkin dilanjutkan karena mereka berbeda keyakinan. Nico sendiri bermaksud mengikuti Khadija tetapi niatnya masih salah. Selain itu cinta segitiga dalam persahabatan mereka juga menjadi kendala. Jadi apakah akhirnya mereka bisa bersatu?

Kenapa Harus Nonton Film Merindu Cahaya De Amstel (MCDA) ?

Setiap film pasti ada pesan yang ingin disampaikan. Aku sebagai penonton juga ingin menangkap pesan-pesan itu tentunya dengan cara yang menarik. Film MCDA ini menyegarkan kembali ingatanku tentang kehidupan muslim selain di Indonesia juga menumbuhkan rasa syukur. Apapun tantangan yang dihadapi, dimanapun seorang muslim berada tempat kembalinya pada Allah juga.

Berikut ini beberapa hikmah/ manfaat yang aku dapatkan dari film Merindu Cahaya De Amstel:

  • Semakin bersyukur jadi muslim di Indonesia. Kita di Indonesia bisa dengan mudah menemukan orang islam, mudah menemukan majelis ilmu. Seorang Khadija saat itu beruntung bertemu dengan Fatima yang memperkenalkan dirinya pada Cahaya Islam. Walau setelah itu pasti ada rintangan yang tak kalah berat, tapi setidaknya Khadija telah menemukan cahaya yang sebenarnya. Aku sendiri jadi banyak-banyak bersyukur banget sih (maaf boros kata nih). Aku dilahirkan di Indonesia, di tengah keluarga Muslim, belajar agama dari kecil, bertemu teman-teman yang luar biasa masyaallah dalam ibadahnya. Waaah. Nikmat banget gak sih? Bayangkan kalau lahirnya di Negara yang bukan mayoritas muslim dan belum tentu juga di tengah keluarga muslim. Kalau pun iya, tapi lebih sulit untuk belajar lebih dalam tentang agama. Padahal sampai akhir hayat pun kita dianjurkan menuntut ilmu yang membuat kita semakin mengenal Allah.

Bagi yang tidak seberuntung itu, jangan ciut dulu. Yakinlah Allah selalu dekat pada hambaNya, apalagi pada hamba yang ingin mendekat kepadaNya. Kalau kamu berhasil mendekat, tentunya kamu lebih hebat karena kamu berhasil mendekat kepadaNya di tengah berbagai kesulitan.

  • Selalu kembali pada Allah dan berprasangka baik kepadaNya. Mau di Indonesia, Belanda Australia, Jepang atau Kutub Utara sekalipun, saat menghadapi sesuatu yang sulit kembalinya tetap kepada Allah juga. Yakin bahwa apa yang diberikan oleh Allah itu adalah yang terbaik.
  • Hal sekecil apapun adalah Allah yang tentukan. Terdapat scene yang membuat Khadija dan Nico salah paham. Saat disampaikan bahwa itu sudah Allah yang mengatur, Nico tidak terima. Dalam kehidupan nyata, bukankah itu sering terjadi? Saat kita kesal terhadap sesuatu, tapi kemudian setelah beberapa lama akhirnya kita sadar bahwa hal itu memang yang terbaik untuk kita. Jadinya nyesel deh waktu dulu udah kesal. Pernah gak?
  • Memiliki lingkaran yang mendukung itu penting sekali. Jika kamu sekarang dikelilingi orang baik, maka banyak-banyak bersyukurlah. Sungguh itu adalah nikmat yang besar. Orang-orang yang selalu mengajakmu dalam kebaikan juga mengingatkanmu ketika kamu sedikit saja tergelincir. Seolah mereka sangat cemburu akan hal-hal buruk yang mendekati kamu.
  • Ketika akan berhijrah maka sangat penting untuk memperbaiki niat. Karena dengan niat yang salah maka pondasi hijrah kita pun akan mudah goyah. Jleb banget nih yang dibilang sama Joko ke Nico, “Kalau kamu mau masuk Islam hanya untuk dapetin cinta wanita muslim, lebih baik tidak sudah dilanjutkan, Nic!” Ini sejalan dengan hadits Arbain Nawawi yang pertama tentang niat (cari sendiri ya hehe).

Setidaknya garis besar hikmahnya ada di poin-poin itu. Meskipun banyak juga hal lain yang dapat kita pelajari juga dari film ini seperti toleransi, kemauan belajar, tidak menunda taubat juga saling tolong menolong secara tulus. Makanya sayang banget kalau kamu melewatkan nonton film MCDA.

Alur ceritanya menarik dan seru. Apalagi ada Joko yang membuat film ini juga bisa bikin kamu ketawa. Kamu bisa ajak keluarga kamu buat nonton bareng, teman dekat atau teman yang ga terlalu dekat juga boleh. Insyaallah gak akan menyesal!

Kalau udah nonton, sharing dong pengalaman kamu di kolom komentar di bawah. Siapa tau kamu punya pendapat lain atau pelajaran lain dari film itu. Ditunggu yaa 🙂

Author

rahmasaf@rahmasafira.com
Hidup adalah anugerah. Kita hanya perlu terus berusaha, berproses dan yakin. Hasil sudah ranahnya Yang Maha Kuasa. Tapi kita sangat boleh berdoa. Jangan lupa kawal doa-doa itu dengan sholawat.

Comments

July 9, 2022 at 2:54 PM

Setelah baca reviewnya jadi penasaran mau nonton filmnya. Oiya pemerannya siapa aja nih, Ka?



Bagaimana komentarmu? :)

Puisi

January 29, 2022

%d bloggers like this: